BUNG KARNO : TUJUH MODAL NASIONAL

Bangsa Indonesia baru saja memperingati 55 tahun meninggalnya Bung Karno, 21 Juni 2025. (21 Juni 1970 - 21 Juni 2025).  Bung Karno dikenal sebagai seorang ideolog, intelektual, seniman, orator, filsuf, politisi dan arsitektur. Bung Karno lahir dari ayah Jawa, Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ibu Bali, Nyoman Rai Sarimben, dari keturunan bangsawan Buleleng.  Sumbangan teramat mahal bagi Indonesia adalah dasar negara PANCASILA. Dalam hidupnya, Bung Karno adalah seorang guru, seorang pengajar; mengajar ilmu pengetahuan dan nilai-nilai hidup (falsafah). Salah satu yang penting, dikemukakan Bung Karno ialah berkaitan dengan Modal Nasional dalam mana Indonesia merdeka akan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan sosial bagi semua atau mencapai sosialisme Indonesia. Dalam amanatnya tahun 1959, Bung Karno mengajukan Tujuh Modal Nasional. 
1. UUD 1945 dan jiwa Revolusioner 1945. Ini kita sebut modal mental spiritual yang sangat penting bagi sebuah bangsa (yang baru merdeka) untuk memiliki jiwa, roh yang  menggerakkan, semangat yang berkobar-kobar, menyala-nyala. Api nan tak kunjung padam sebagai satu spiritual capital.
2. Hasil dari segala pikiran dan keringat rakyat sejak 1945-sekarang, berupa hasil-hasil material maupun tenaga-tenaga baru, kader-kader baru dalam segala lapangan. Artinya, selain hasil-hasil pembangunan bersifat fisik, sama pentingnya hasil-hasil yang bersifat internal, bagaimana SDM (Sumber Daya Manusia) sebagai human capital. 
Ini adalah aset bangsa. Kita membaca sejarah jika Bung Karno membangun pabrik baja untuk modernisasi dan mesinisasi pertanian (Indonesia negara agraris), membangun Angkatan Laut yang kuat sebagai negara maritim. Bung Karno mengirim pemuda-pemuda Indonesia ke luar negeri (terutama Eropa dan Eropa Timur) untuk belajar menjadi ahli-ahli sekembalinya ke Indonesia. Namun, mereka pada umumnya tertahan di Eropa dan tidak kembali akibat situasi politik nasional tahun 1965-1966. 
3. Bertumbuhnya Kekuatan Ekonomi, yang menjadi milik nasional di bawah pengawasan nasional. Dengan perencanaan pembangunan yang strategis, bangsa akan mampu mencapai kemajuan melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Bung Karno menggagas konsepsi Pembangunan Semesta Berencana dan ekonomi Berdikari. 
4. Angkatan Perang yang makin      
lama makin kuat dan Administrasi Pemerintahan yang makin baik (tata kelolah pemerintah/birokrasi). Bung Karno memperkuat Angkatan Laut dan Angkatan Udara sesuai karakteristik wilayah Indonesia.
5. Wilayah NKRI yang bersatu dan amat luas dan sangat strategis. Sudah selalu dinyatakan letak geografis Indonesia sangat strategis di dunia, antara dua benua dan dua samudera, menjadi lalu lintas internasional, dalam percaturan ekonomi maupun politik global. 
6. Kepercayaan pada Kekuatan dan Kemampuan Bangsa Sendiri (PD: Percaya Diri). Jargon berdikari, self help dan self reliance merupakan modal spiritual yang sangat penting artinya bagi sebuah bangsa. Bangsa yang memiliki jiwa yang berkobar-kobar. Kita ingat, di hadapan Sidang Umum PBB tanggal 30 September 1960, Bung Karno dengan penuh percaya diri, berpidato menawarkan Pancasila sebagai ideologi dunia. 
7. Kekayaan Alam yang luar biasa (SDA), di atas bumi maupun di dalam bumi. 
Seandainya tujuh modal Nasional ini dikelolah dengan baik dan dengan satu hikmat kebinaksanaaan, sebenarnya Indonesia sudah tumbuh menjadi negara maju sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia. 
Selain maju secara material-fisik, bangsa Indonesia perlu dikelola dengan hikmat kebijaksanaan akan memiliki karakter yang unggul dan kuat dalam percaturan hubungan dan kerja sama antar bangsa. Dalam masa pemerintahannya, Bung Karno menolak kebijakan utang luar negeri dan memilih skema investasi. Bung Karno pernah mengatakan : go to hell with your aid (pergilah ke neraka dengan bantuanmu). Hal ini dimaksudkan agar bangsa Indonesia tidak tersandera oleh negara pemberi hutang tetapi berada dalam satu kerjasama yang saling menunguntungkan, tidak ada penghisapan satu bangsa atas bangsa yang lain, dari satu manusia atas manusia lainnya. Pembangunan yang berlandaskan prinsip kemanusiaan dan keadilan, termasuk keadilan bagi alam. Indonesia sebuah negara besar dengan dua kekuatan sekaligus : agraria dus maritim. Indonesia membutuhkan tangan bijak penuh hati untuk mengelolanya dalam sinar ideologi Pancasila dan konstitusi UUD 1945. (eKRakit/EK-Buku Pemantik : Wedjangan Revolusi Karya Bung Karno). 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OMK Gelar Tablo, Air Mata Tumpah Di Ili

Guru-Guru Katolik Tiga Paroki Ziarah ke Paroki Ili

Menabur benih literasi di Paroki Ili, tindakan kecil menuju mimpi besar